POSITIVISME
AGUSTE COMTE
Positivism pertama kali
dikenalkan oleh Aguste Comte sekitar tahun (1798-1857) ia yang dilahirkan di
Montpelier pada tahun 1798 dari keluarga pegawai negeri yang beragam katolik.
Karaya utama A. Coumte adalah Cours de
Fhilosophie Phositive, kursus tentang filsafat positif (1830-1842) yang diterbitkan dalam enam jilid. Selain selain itu
karya Coumte menguraikan secara singkat pendapat-pendapat positif hokum tiga
stadia, klasifikasi ilmu-ilmu pengetahuan dan bagan mengenai tatanan kehidupan.
Positivisme
berasal dari kata “positif”. Kata positif disini disini sama artinya dengan
factual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Menurut positivisme,
pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta. Dengan demikian maka
ilmu penegetahuan empiris menjadi contoh istimewa dalam bidang penegetahuan.
Maka filsafatpun neneladani contoh itu. Oleh karena itu, pulalah positivisme
menolak cabang filsafat metafisika. Karena dalam hal metafisika tidak dapat di
buktikan dengan fakta-fakta sehingga kajian positivisme meolak adanya
metafisika.
Menanyakn
hakikat, benda-benda atau peyebab yagn sebenarnya, termasuk juga filsafat,
hanya menyelidiki fakta-fakta dan hubungan dengan terdapat antara fakta-fakta.
Tugas khusus filsafat ialah mengkoordinasikan ilmu-ilmu penegetahuan dan
beraneka ragam coraknya. Tentu saja, maksud positivisme berkaitan erat dengan apa
yang dicita-citakan empirisme. Akan tetapi positivisme bukan faham empirisme,
aka tetapi kelanjutan dari empirisme , karena kajian positivisme hampir mirip
dengan empirisme. Positivismepun mengutamakan pengalaman atau suatu fakta yang
ril yang pernah dialami dan pernah terjadi. Namun positivisme berbeda denagn
empirisme inggris yagn menerima pengalamn batiniah, bukan hanya pegalaman
ilmiah, atau riset. Akan tetapi positivisme tidak menerima pengalaman batiniah
tersebut. Ia hanya mengandalakan fakta-fakta saja.
Titik
tolak ajaran Aguste Comte yang terkenal adalah tanggapannya terhadap
perkembangan manusia, baik perorangan maupun umat manusia secara keseluruhan,
melaluai tiga zaman. Menurutnya, perkembangan menurut tiga zaman atau tiga
stadia itu merupakan hokum yang tetap. Dalam tiga zaman ini Comte menerangkan
denagn detail baagaimana kehidupan manusia, baik perseorangan maupun kelompok,
atau keseluruhan. Ketiga zaman itu adalah, zaman teologis, zaman metafisis,
zaman ilmiah atau positif.
Tiga zaman tersebut
adalah sebagai berikut:
ZAMAN
TEOLOGIS
Pada zaman tgeologis
manusia percaya bahwa di belakang gejala-gejala alam terdapat kekuasaan
adikodrati, yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut. Kuasa-kuasa
ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti manusia.
Akan tetapi manusia pada zaman ini mempercayai bahwa mereka berada pada
tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk-makhluk insani biasa.
Zaman
teologis ini dapat dibagi lagi menjadi tiga periode. Ketiga periode tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Animisme,
Tahap animisme ini merupakan tahapan yang paling primitif, karena benda-benda
sendiri dianggapnya mempunyai jiwa.
b. Politeisma,
Tahap politeisme ini merupakan perkembangan dari tahapan pertama, di mana pada
tahap ini manusia mempercayai pada banyak dewa yang mesing-masing mempunyai
lapangan tertentu; seperti, dewa laut, dewa gunung, dewa halilintar, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
c. Monoteisme,
Tahap monotesma ini adalah tahapan yang paling tinggi, dari dua tahap yang
diatas . karena pada tahapan ini manusia hanya mempercayai satu tuhan aja.
Zaman teologis dapat
juga dikatakan zaman dimana manusia mulai menegenal tuha.
ZAMA
METAFISIS
Zaman ini tidak terlalu
luas di bahas, karena memag bahasanya juga tidak begitu mearik ketika aka di
bahas dalam wilayah ini, karena positifisme meolak adanya metafisik, sehigga
Aguste Comte tidak terlalu menjelaskanya. Zaman ini dapat dikatakan juga sebagi
zaman diman manusia masih dalam tahap pencarian.
Pada zaman ini
kuasa-kuasa adikodrati digati dega konsep-konsep dan prisip-prinsip dan
penyebab. Mteafisika pada zama ini sagat di junjug tinggi. Metafisik pada
umumya seperti yang dikata diatas adalah lebih membahsa tetang kebatiniahan.
ZAMAN
POSITIF
Pada zaman ini oleh
Comte diaggap sebagai zaman yang paling tinggi dari kehidupan manusia.
Alasannya ialah karea pada zaman ini tidak ada lagi usaha-usaha manusia untuk
mencari penyebab-penyebab yang terdapat dibelakan fakta-fakta. Manusia kini telah
membatasi penyelidiaknnya pada fakta yang disajikan kepadanya. Atas dasar
observasi yag berdasarkan rasionya, manusia berusaha menetapkan relasi-relasi
atau hubungan-hubungan persamaan dan urutan yang terdapat dalam fakta-fakta.
Pada zaman terakhir inilah dihasilkan ilmu pengetahuan dalam arti yang
sebenarnya.
Hukum
tiga zaman ini tidak hanya berlaku pada manusia sebagai anak-anak, berada pada
zaman teologis, pada masa remaja berada pada zaman metafisis, pada masa dewasa
berada pada zaman positif. Demikian pula ilmu penegetahuan berkembag mengikuti
tiga zaman tersebut, yang akhirnya mencapai puncak kematanganya pada zaman
positif.
Dalam
positifisme yang di populerka oleh Aguste Comte menerangkan susunan ilmu
pengetahua. Comte mejelaskan bahwa Ilmu pegetahuan tidak semuaya mencapai
kematangan yang sama pada saat bersmaan. Oleh karena itu, memungkinkan untuk
melukiska ilmu pengetahuan berdasarkan rumitya bahan-bahan yang dipelajari di
dalamnya. Urutan ilmu pegetahua disusun sedemikian rupa, sehingga yang satu selalu
mengandalkan ilmu pengetahuan yang lahir mendahuluinya. Dengan demikian, Comte
membedakan ilmu pengetahuan pokok, yaitu ilmu pasti, astronomi, fisika, kimia,
biologi, dan puncaknya zpada sosiologi. Semua ilmu pengetahuan dapat di
jabarkan kepada salah satu dari enam ilmu tersebut di atas.
Ilmu
pasti merupakan ilmu yang sangat fundamental dan menjadi pembantu bagi semua
ilmu lainnya. Selain relasi-relasi matematis, astronomi membicarakan juga tentang
gerak. Dalam fisika ditambah bagi penelitian tentang materi. Selanjutnya kimia
membahas proses perubahan yang berlangsung dalam materi yang telah dibicarakan
dan dikupas dalam fisika. Perkembangan selanjutnya menjelama dalam biologi,
yang kini membicarakan kehidupan. Akhirnya, sampailah pada puncak ilmu
pengetahuan yang diberinama sosiologi yang mengambil objek penyelidikannya
gejala-gejala kemasyarakatan yang terdapat pada makhluk hidup yang merupakan
objek biologi, ilmu sebelum sosiologi. Oleh sebab itulah sosiologi merupakan
puncak dan penghabisan untuk usaha manusia seluruhnya, sosiologi baru dapat
berkembang ilmlu-ilmu lain telah mencapai kematangannya. Oleh karena itu Comte
beranggapan bahwa selaku pencipta sosiologi ia mengantar ilmu pengetahuanmasuk
ketaraf positif. Dengan demikian sosiologi Comte mempunyai maksud praktis,
yaitu atas dasar pengetahuan tentang hokum-hukum yang menguasai masyarakat
mengadakan susunan masyarakat yang lebih sempurna.
Di kutip dari buku (Aliran-Aliran
Filsafat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar