KONSEP TASAWUF K.H. ABD. GHOFUR NAWAWI
DAN PENGARUHNYA TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR
Proposal skripsi
Diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Metodologi
Penelitian
Disusun oleh
Nama: Andang Hermawan
Nim : 10 301 015
JURUSAN AQIDAH FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2012/2013
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Agama
Islam pada umumnya menghendaki kebersihan lahiriyah dan batiniah pada setiap
insan manusia yang notabengnya umat muslim.
Praktek ini sering kali dilakukan seperti wudhu, sholat dan ritual;-ritual
lainnya. Tasawuf merupakan salah satu bidang ke ilmuan ke Islaman yang
memusatkan perhatian pada upaya pembersihan batiniah setiap insani manusia,
yang dapat menghidupkan kegairahan akhlak yang mulia. Jadi sebagai ilmu dasar
pada tasawuf tidak dapat lepas dari pembersihan jiwa setiap insan.
Perbincangan tasawuf tidak akan pernah habis
meskipun telah di ceritakan dalam beberapa buku tentang tasawuf bahwa ada
keruntuhan tasawuf pada abad-abd sebelumnya namun dalam hal ini telah muncul
berbagai pembahasan tentang tasawuf modern. Inilah yang membuktikan bahwa
tasawuf tidak pernah pudar dalam perbincangannya. Karena tasawuf adalah salah
satu keilmuan dalam agma Islam. Tasawuf telah ada sjak zaman Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang dikatakan oleh Ali Syariati dalam salah satu bukunya : “ hidup sufistik, secara tradisional dan
historis telah terdapat pada masa Nabi. Sehari-hari beliau beserta keluarganya
selalu hidup sederhana dan apa adanya, di samping beliau menghabiskan waktu
beliau ujnrtuk beribadah dan berijtihad dalm mendekati Tuhan. Tradisi serupa
diwarisi oleh keluarga beliau, yakni Ali ra. dan Fatimah ra. beserta
anak-anaknya”.
Tasawuf
secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk mensucikan jiwa sesuci
mungkin untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Sehingga kehadirannya dapat
dirasakan secara sadar dalam kehidupan.
Secara
etimologi tasawuf berasal dari kata Ahl- Al-Suffan sebutan bagi orang-orang
yang pada zaman Rasulullah SAW hidup di dalam gubuk yang di bangun oleh beliau
disekitar masjid Madinah, Karena hijrah dari mekkah ke madinah. Karena hijrah
tanpa membawa harta, dan mereka tinggal sekitar masjid yang di bagun oleh Rasulullah dan tidur diatas
bangku. Mereka di sebut Ahl Al-Suffan berhati dan berakhlak mulia walupun miskin,
itu merupakan sifat-sifat dari
Kaum
sufi, ada jug yang berasal dari kata Shafa (suci/bersih) yaitu sekelompok orang
yang mensucikan hati.
Adapun
secara terminology , menurut Al-Junaidi, tasawuf membersikan dari dari apa yang
mengganggu perasaan kebanyakan makhluk. Al-Juroiri mengatakan bahwa tasawuf
adalah memasuki kedalam dunia sunni dan mengeluarkan sifat-sifat yang rendah.
Dari
bebrapa pengertian tasawuf maka dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa tasawuf
adalah ilmu kerohanian untuk membersihkan jiwa manusia agar dapat mendekatkan
diri kepada Tuhan dan nyaman dalam kehidupan yang nyata.
Dalam
kajian tasawuf kadang sebagian orang memandang bahwa banyak penyelawengan dalam
penggunaan tasawuf, contohnya apa yang telah terjadi pada tokoh sufi seperti
Surahwardi, syeikh Siti Jenar, Al-halaj, yang mana dalam konsep ketasawufan ada
beberapa tingkatan, dan pada umumnya tasawuf mengacu pada penyatuan dengan
tuhan, kajian tasawuf sangat menarik pada umumnya karena akan membuka tabir
dimna tabir yang selama ini masih tertutup.
Peneliti
mengambil salah seorang tokoh pengasuh
pondok pesantren Salafiyah-Syafiiyah. Yang mana dalam kehidupan sehari-hari
beliau selalu menerapkan sifat tajalli, tahalli, dan takholli. Yang mana sifat-sifat
ini yang sering diterapkan oleh para sufi pada umumnya, dengan kehidupan beliau
yang sngat sederhana, dan menjadi menarik peneliti, sehingga peneliti ingin
lebih dalam mengetahui apakah beliau merefleksikan konsep tasawuf, atau bahkan
beliau dapat dikatakan sebagai tokoh tasawuuf, mungikn belum terlalu banyak
data yang dapat diketahui dari seorang K.H. Abd. Ghofur Nawawi, akan tetapi telah banyak
beredar di masyarakat Pohuwato kususnya dan masyarakat provinsi Gorontalo
umumnya.
Hal
ini tidak dapat di pungkiri karena
pengaruh beliau cukup luas di wilayah Gorontalo ini. Beliau juga seorang tokoh
NU yang sangat
berpengaruh. Pada hakekatnya beliau seorang yang sangat sederhana, selalu ramah kepada
setiap orang, tidak memandang materi seseorang. Sehingga tidak heran jika pengaruh
beliau sangat luas, hampir
99% pengaruh beliau di Kab. Pohuwato dalam
hal keagamaan.
Beliau
adalah tokoh Agama yang sangat sulit ditemukan di
Gorontalo, maka dari ini peneliti sangat tertarik dengan beberapa
aspek kehidupan beliau yang menunjukan kehidupan seorang sufi yang mana selalu
menerapkan sifat-sifat tajalli, tahlli, dan takhalli. Maka untuk lebih
lanjutnya peneliti akan menelusuri lebih dalam tentang ke K.H. Abd. Ghofur Nawawi.
Sehingga
peneliti dalam hal ini dapat mengangkat permasalahn yakni; Bagaimana Konsep
K.H. Abd Ghofur
Nawawi dan Bagaimana
Pengaruh Tasawufnya Terhadap Masyarakat di Sekitarnya. Untuk lebih jelasnya
peneliti akan melakukan penelitian lebih dalam dan akan diuraikan dalam pembahasan
pada bab berikutnya.
- Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Konsep Tasawuf K.H. Abd. Ghofur Nawawi
2. Bagaimana Pengaruh Tasawufnya terhadap Masyarakat di
Sekitarnya
- Tujuan
dan Kegunaan Peenelitian
Dalam sebuah penelitian, tujuan merupakan hal yang
sangat penting guna mengetahui tingkat kegunaanya. Menurut Maxwell seperti
dikutip oleh A. Chaedar al-Wasilah, tujuan penelitian mengandung pengertian dan
sebagai upaya untuk menjelaskan dan pembenaran yang ikhwal studi yang akan
dilakukan kepada pihak lain yang belum memahami topik penelitian yang sedang
dilakukan. Dan
penelitian memiliki jujuan kurang lebih sebagai berikut:
- Tujuan penelitian dalam penulisan ini;
1.
Untuk mengetahui kontribusi konsep tasawufnya terhadap masyarakat sekitar
pada khusunya, dan Indonesia pada Umumnya.
2.
Untuk mengetahui konsep apa yang digunakan oleh K.H. Abd. Ghofur Nawawi
dalam Ilmu ketasawufan, apakah seperti yang telah di perbincangkan dalam
berbagai buku, atau menciptakan konsep yang baru.
- Sementara kegunaan penelitian diharapkan dapat
memnuhi beberapa hal, antara lain:
1.
Secara akademis penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Metodologi Penelitian, di jurusan
Akidah Filsafat, Faklultas UShuluddin dan Dakwah, di IAIN Sultan Amai
Gorontalo.
2.
Sebagai bagian dari idealisme intelektual, untuk memperkaya kajian dalam
bidang tasawuf.
- Telaah
Pustaka
Sejauh ini penelusuran penulis yang membahas tentang
pemikiran tasawuf seorang tokoh terkemuka di provinsi Gorontalo dalam bidang
tasawufnya, baik dalam buku, skripsi tesis, disertasi. Mungkin ini bisa
dikatakan kajian awal tentang beliau. Dari berbagai aspek. Aspek pemikiran
beliau belum ada yang meneliti, sehingga penelliti sangat tertarik untuk
menelitinya. Informasi ini di dapat dari santri-santri beliau, orang-orang
terdekat, dan masyarakat sekitar bahkan di perguruan-perguruan tinggi, serta
internet. (20 desember 2012)
- Kerangka
Teori
a. Tasawuf
Tasawuf pada umumnya merupakan gerakan zuhud
(menjauhi hal-hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan
tradisi mistisme Islam. Tarekat sering dihubungkan dengan syi’ah, sunni, cabang
Islam lainnya, atau kombinasi tradisi. Pemikiran sufi muncul di Timur pada abad
ke-8, hingga sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.
Tasawuf berasal dari kata Suf, bahasa arab yang
bermakna “Wol”, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh para asketik
muslim. Namun tidak semua sufi menggunakan pakain dari wol.
Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari
kata Yunani theosofie artinya ilmu
ketuhanan. Sementara yang lain memandang etimologi dari Sufi berasal dari
“Ashab al-Suffah” (sahabat beranda) atau “Ahl al-Suffah” (orang-orang yang di
beranda), dimana pada era Nabi terdapat orang-orang yang sepanjang waktunya
menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk
berdo’a.
Kata tasawuf .diungkap juga yang konon berasal dari
kata shofa, yang berarti kemurnian, atau kesucian. Dari itulah tasawuf selalu
menjadi dunia yang mengajak untuk manusia untuk mengalami kemurnian serta
kesucian. Dunia dan isinyan oleh para sufi dipandang rendah. Ia memandang bahwa
dunia bukan hakekat tujuan manusia. Manakala kita meninggalkan dunia ini harta akan sirna dan lenyap. Hati yang sibuk
pada dunia, saat ditinggalkannya, karena akan dihinggapi kesedihan, kekecewaan,
kepedihan dan penderitaan. Untuk melepaskan diri dari segala bentuk kesedihan,
sehinnga harus lebih dahulu melepaskan terlebih dahulu hatinya dari kecintaan
pada dunia.
Dari perkembangan tasawuf telah dinyataan dalam
historisnya sangat nampak jelas kehidupan sufi sudah dimasyarakatkan semenjak
masa Rasulullah dan para sahabatnya. Dalam prilaku kehidupan para sahabat kita
ketahui bahwa prilaku zuhud sangat kental dengan diri para sahabat terkemuka.
Perilaku keshalihan dan kezuhudan itu nmemudar dan
hilang pada masa ke khalifahan bani Umayyah yang secara licik merebut tahta
dari rakyat. Demikian kesaksian Al-Kharraz, seorang sufi terkemuka pada abad
ke-3 H/ke-9 M.
Tradisi-tradisi sufistik itu dapat kita telaah dan kita peroleh dari kumpulan
khutbah para sahabat, terutama Umar bin Al-khaththab, dan
tasawufpun berkembang hingga abad ke-9.
Dalam sejarah peradaban Islam, abad ke-9 H sampai
ke-12 H dikenal sebagai era kevakuman dalam berbagai bidang, termasuk dalam
bidang pemikiran Islam, dan perkembangan tasawuf ini. Keruntuhan sufisme
disebabkan adanya kolaborasi penguasa dengan para sufi.
Kebobrokan moralitas intelektual dan moralitas
spiritual itu terjadi merambah hampir di seluruh dunia Islam, yang sebagiannya
di sebabkan oleh kekalahan agama Islam dalam perang salib, dan pengaruh
kolonialisme yang mulai merambah seluruh dunia. Penyimpangan tasawuf banyak
terjadi, namunterlepas dari masih ada
yang konsisten dengan menggunakan tasawuf sebagai alat jihad.
Namun masih tetap ada tokoh yang bersinar, seperti
Abdul Wahab Asy-Sya’rani yang hidup selama kereruntuhan kekuasaan Mamluk dan penduduk
Mesir atas bangsa Turki. Namun gaunnya tidak mampu memgeluarkan tasawuf dari
keterpurukan. Pada abad ke-9, lahir tokoh tasawuf Syaikh Naqsyabandiyah
Bahauddin Muhammad bin Muhammad Al-Uwaisy Al-Nukwari. Yang kemudian mendirikan
thariqah Naqsyabandiyah yang menjadi thariqah yang cuku berpengaruh di kawasan
Asia-Afrika.
Pada abad ke-11 tasawuf Islam kembali cemerlang
dengan kehadiran Shadr Al-Din Al-Shirazi yang merumuskan kembali ajaran Isyraqiyyah Syurahwardi. Setelah itu
muncul juga Mulla shadra dengan dibantu pendiri thareqah ini, sekaligus mitra
dalm pembentukan sekolah sufinya, menggaet tokoh intelektual Muhammad Baqir Ibn
Al-Damad mengenalkan ajaran isfaham di ibukota Safavid.
Pada paruh
akhir abad ke-12 H, Ahmad Al-Tijani mendirikan thareqah Tijaniyyah dari ‘Ain
Maidi, dekat Thahmut. Hanya saja thareqah ini memiliki gambaran menonjol
kepatuhannya pada pemerintahan, sebagai akibat hubungan dekat dengan pemerintahn Perancis setelah
Aljazair ditakhlukan. Sementara pada awal abad ke-13 H. thareqah Sanusiyyah
yang memiliki latar belakang historis penuh
gejolak menjadi sebuah persaudaraan militer berkat Saidi Muhammad
Al-Sanusi. Mereka mendominasi kekuasaan Libya sekarang ini.
Akan tetapi tasawuf tidak akan pernah hilang,
pada ke-19-20 dan sampai aawal abad ke-21, terdapat banyak kaum muslimin yang
membangkitkan kembali ajaran dan praktek Islam Otentik, bukan sekedar untuk
menghadapi dominasi politik dan cultural Barat. Hingga sekarang sebagian besar
pengaruh Barat mansih menganggap kaum pembaharu jenis ini sebagai “harapan
Islam untuk memasuki abad Modern”.
b. Gambaran K.H. Abd. Ghofur Nawawi
K.H.
Abd. Ghofur Nawawi, beliau adalah
tokoh Agama yang sangat sulit ditemukan di Gorontalo
dari tokoh-tokoh yang telah ada, maka dari ini peneliti sangat tertarik dengan
beberapa aspek kehidupan beliau yang menunjukan kehidupan seorang sufi yang
mana selalu menerapkan sifat-sifat tajalli, tahlli, dan takhalli. Beliua juga
seorang tokoh organisasi besar di Indonesia (NU), beliau juga seorang pengasuh
pondok pesantren terkemuka di Gorontalo (Pon-tren Salafiyah-Syafi’iyah) di kab.
Pohuwato seorang tokoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-harinya,
pengaruhnya sangat besar di provinsi Gorontalo. Dari berbagai aspek beliau
sangat dikenal pada masyarkat kab. Pohuwato. Beliua seorang tokoh yang mampu
membawa peradaban Islam dalam kehidupan di lingkungan yang plural, beliau tidak pernah mempermasalahkan produk tradisional dan
modern, beliau sangat menghargai toleransi,
sehingga mudah terciptanya lingkungan yang harmonis di daerah beliau tempati.
Pemeparan lebih jelas tentang K.H. Abd. Ghofur Nawawi akan lebih jelas diurai
dalam bab selanjutnya, peneliti disini jhanya mnerangkan gambaran singkatnya
tenang beliau.
- Metode
Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam sebuah
penelitian, metode yang niscaya dan keberadanya menentukan keberhasilan dan validitas kesimpulannya. Dalam konteks
ilmu pengetahuan, metode, sebagai mana dikemukakan oleh Morris R. Cohen dan
Emest Negel adalah teknik yang paling terpercaya, yang derencanakan oleh manusia
untuk mengontrol perubahan benda-benda serta membanggun keyakinan yang kokoh.
Penelitian ini merupakan penelitian kajian tokoh, yang
mana dalam hal ini seorang tokoh agamawan terkemuka di provinsi Gorontalo,
sekaligus pengasuh pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah yang ada di kab,.
Pohuwato Provinsi Gorontalo, yakni K.H. Abd. Ghofur Nawawi. Tetapi kajaian ini
juga menggunakan kajian pustaka sebagai dasar acuan dan dijadikan perbandingan
pemikirannya. Data-data dpat diperoleh dari buku-buku, majalah, artikel naskah,
dokumen dan lain sebagainya.
Sumber data
primer penellitian ini adalah wawancara langsung kepada tokoh yang di teliti.
Karena dalam hal ini seorang tokoh yang yang di teliti masih hidup. Sehingga data
yang di diperlukan harus melakukan wawancara langsung. Suber sekundernya adalah
buku-buku, tulisan tentang “tasawuf” serta hal-hal lain yang relevan dalam hal
penelitian ini. Dalam teknik wawancara K.H Abd. Ghofur Nawawi, peneliti akan
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai masalah-masalah yang di angkat dalam
penelitian ini, mengenai Konsep tasawuf dan pengaruhnya terhadap masyarakat
sekitar.
2. Sifat Penelitian
a.
Deskriptif, dengan cara mencoba menyajikan gambaran komseptual tentang konsep
pemikiran K.H Abd. Ghofur Nawawi mengenai beberapa tema penelitian yang ada
dalam Rumusan Masalah.
b.
Analitis-Interpreatif, dilakukan untuk lebih jauh memahami pemikiran K.H
Abd. Ghofur Nawawi terutama yang berkenaan dengan Tasawuf, dan bagaiman
pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar pada khususnya.
c.
Sintesis, dilakuakan untuk penanganan terakhir terhadap objek kajian. Langkah ini
dilakukan dengan cara menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang
lainnya, sehingga mendapatkan hasil sebagai perbandingannya.
Data-data yang diperoleh kemudian di kategorikan
sesuai dengan batasan rumusan masalah dalam penelitian. Kemudian data tersebut
dianalisis, diinterpretasi serta disintesiskan untuk selanjutnya di tuangkan
dalam tulisan sebagai sebuah hasil penelitian.
- Sistematika
Pembahasan
Untuk memberikan arah pada penelitian ini, perlu
dilakukan pemetaan dan sistematisasi penelitian kedalam beberapa bagian sebagai
berikut:
Bab I berisi pendahuluan, mencakup tentang latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,
kajian teori, metode penelitian dan sistematika pembahsan
Bab II pemaparan tentang tasawuf, pengertian,
macam-macam tasawu, dalil yang membolehkan bertasawuf, perkembangan tasawuf
sampai sekarang.
Bab III, berisi tentang biografi seorang Tokoh
Agamawan Provinsi Gorontalo K.H Abd. Ghofur Nawawi.
Bab IV, berisikan tentang pembahsan Konsep tasawuf
K.H. Abd. Ghofur Nawawi beserta pengaruhnya terhadap masyarkat sekitar.
BAb V, membahas penutup yang berisikan sebuah
kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan dan seran-saran sebuah
penelitian yang bersifat membangun.